Entri yang Diunggulkan

Jangan Merapikan Tempat Tidur Sebelum Meninggallkan Kamar Hotel

Apa yang biasanya Anda lakukan sebelum check out dari kamar hotel? Selain memastikan tidak ada barang yang tertinggal, tamu hotel yang baik ...

Senin, 07 Mei 2012

WISATA GUNUNG KAWI

Gunung Kawi terletak di desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang Jawa Timur. Tingginya hanya sekitar 2000 m saja. Tempat ini memiliki daya tarik magis bagi kebanyakan masyarakat Tionghoa dan orang pribumi yang menginginkan berkah terkabulnya keinginan. 
Obyek wisata Kawi memiliki keindahan alam pegunungan. Keunikannya adalah pemandangan bangunan penduduk gunung kawi yang khas Tiongkok dengan kesibukan rutinitas kegiatan kepercayaan dan ekonomi. Untuk mencapai lokasi tujuan, kita harus berjalan kaki. Jalan yang dilalui tidak lebar, sekitar 2 meter dengan kemiringan tanjakan lebih dari 20 derajat. Sepanjang perjalanan menuju lokasi di kiri kanan berderet para pengemis yang duduk berbaris sepanjang jalan dari berbagai usia. Toko-toko souvenir berdempetan hingga pesarehan (lokasi utama dari wisata Gunung Kawi), penginapan, restoran Tionghoa cukup banyak, tukang ramal nasib, penjual kembang untuk nyekar, penjual alat-alat sembahyang khas Tionghoa, belum lagi warung nasi dan sebagainya. Tiap hari ratusan orang Tionghoa (dan warga lain) naik ke Gunung Kawi. Menurut penduduk setempat, pengunjung yang paling banyak adalah mereka dari keturunan Tionghoa dan mayoritas pengunjung yang melakukan ritual adalah keturunan Tionghoa. 
Ada beberapa tempat istimewa yang dikeramatkan dan banyak dikunjungi oleh wisatawan, antara lain :

Padepokan Eyang Sujo Dan Eyang Jugo

Kedua tokoh keramat ini dikuburkan bersama pada satu liang lahat. Mereka dikenal sebagai Kyai Zakaria II (wafat 1871) atau Eyang Jugo. Dan Raden Mas Imam Sudjono (wafat 1876) dikenal sebagai eyang Sujo. Keduanya adalah tokoh bhayangkara dari pasukan pangeran Diponegoro. Setelah Pangeran Diponegoro tertangkap pemerintah kolonial dan diasingkan ke daerah Makassar, maka keduanya mengasingkan diri dan hidup bersama penduduk Gunung Kawi.
Mengabdi ke masyarakat melalui dakwah Islam dan pendidikan. Diajarkan pendidikan moral dalam tradisi kejawen. Diberikan pula ilmu beladiri khas kanuragan. Penduduk dibimbing untuk bercocok tanam dengan baik. Serta diajarkan pula berbagai pengobatan tradisional.

Ritual

Pengabdian dan kegiatan Eyang Sujo dan Eyang Jugo kemudian tersebar ke wilayah Malang dan Blitar. Banyak penduduk yang menjadi murid padepokan. Hingga saat ini, banyak keturunan, murid pandepokan, pengikut dan peziarah memperingati jasa mereka. 
Upacara peringatan dilakukan setiap malam Jumat (Legi) dan setiap tanggal satu bulan Muharram (Suro). Ritual dipimpin oleh juru kunci atau kuncen makam. Kuncen makam harus berasal dari keturunan Eyang Jugo atau Eyang Sujo. Digelar berbagai macam upacara, salah satunya adalah tahlil akbar.
Banyak warga keturunan Tionghoa yang juga bersembahyang di depan makam kedua tokoh ini layaknya bersembahyang di klenteng. Masuk ke makam, jalan keliling makam, sambil membuat gerakan menyembah macam di klenteng. Tidak ada arahan atau instruksi, mereka semua melakukan gerakan-gerakan itu. Mengapa mereka menghormati dan sembahyang di depan makam tersebut dan apakah mereka tahu siapakah yang dimakamkan disitu? Tidak ada jawaban yang jelas. Masyarakat setempat pun berusaha tidak menyinggung kepercayaan atau agama orang lain, sebab merupakan hal yang sensitif.

Pohon Dewandaru

Ada pemandangan yang unik didepan makam, beberapa orang duduk didekat pohon Dewandaru. Pohon tersebut diyakini di tanam oleh Eyang Jugo dan Eyang Sujo, sebagai simbol keamanan daerah Kawi. Diyakini sebagai pohon keberuntungan. Kalangan Tionghoa menyebutnya sebagai pohon Dewa atau shian-to.
Para peziarah harus sabar menunggu dibawah pohon agar daun, dahan, buah jatuh. Ketiga bagian ini dianggap memiliki kekuatan magis. Mampu menjadi zimat perantara mendapat limpahan kekayaan. Benda-benda ini biasanya dibungkus dengan selembar uang dan diletakkan pada dompet.
Daerah wisata Gunung Kawi memang dikenal sebagai tempat pesugihan bagi orang-orang yang meyakininya. Sementara bagi para budayawan Jawa, Gunung Kawi merupakan salah satu tempat pelestarian tradisi dan budaya Kejawen. Karena ajaran-ajatran Kejawen sangat kental dalam kehidupan masyarakat Gunung Kawi. Banyak ritual kejawen diadakan disini secara teratur dan diikuti aktivis budaya Jawa diseluruh Pulau Jawa.
Unik memang, kedua tokoh Gunung Kawi berlatar belakang Islam. Tetapi dalam perkembangannya, berdampingan dengan kebudayaan Tionghoa di Indonesia, khususnya kepercayaan Kong Hu Cu.

Pusat Keramaian

Setiap harinya akan datang ratusan orang dari kalangan Tionghoa. Dan pada hari pasaran Jawa seperti Senin Pahing, Jumat Legi, Satu Syuro, Tahun Baru dan Lebaran, Gunung Kawi akan menjadi gunung yang sangat ramai. Lautan manusia berjubel di obyek wisata ini.
Semua pengunjung naik ke Gunung Kawi, terutama menuju pusat wisata yang berada sekitar satu kliometer dari gerbang masuk. Tempat tujuan utama adalah makam keramat Eyang Jugo dan Eyang Sujo, serta  Klenteng Kwan Im yang terletak di luar kompleks makam, juga ada ciamsi : metode meramal nasib ala Tiongkok kuno.
Sekitar enam kilometer dari komplek makam ada pertapaan Gunung Kawi. Jalannya bagus. Kompleks ini pun penuh dengan ornamen Tionghoa. Tempat ini juga merupakan tujuan bagi warga keturunan Tionghoa.
Walau pun banyak orang datang dengan tujuan tertentu, tetapi ada juga yang datang untuk rekreasi atau datang karena penasaran saja.

Sarana Penginapan

Wisata Gunung Kawi dilengkapi dengan fasilitas penginapan yang relatif murah. terdapat sekitar sepuluh penginapan dengan harga mulai Rp.30.000,- sampai dengan harga Rp. 200.000,-. Fasilitas ini terbilang sederhana, tapi banyak digunakan oleh wisatawan atau peziarah.

Selamat berwisata di alam pegunungan khas Gunung Kawi.



2 komentar:

  1. SAya besok juga mau kesana. Selain jalan2 juga memang blm pernah kesana. Kalau kalimat ini : Sekitar enam kilometer dari komplek makam ada pertapaan Gunung Kawi. Jalannya bagus. Kompleks ini pun penuh dengan ornamen Tionghoa. Tempat ini juga merupakan tujuan bagi warga keturunan Tionghoa.
    Walau pun banyak orang datang dengan tujuan tertentu, tetapi ada juga yang datang untuk rekreasi atau datang karena penasaran saja. Jalannya jadi satu dengan kompleks utama atau ada jalan lain misalkan melingkar di luar kompleks utama?

    BalasHapus
  2. Saya butuh pakej 3hari 2malam ke Gunung Kawi, Malang untuk seorang.

    Saya akan tiba di Bandara Juanda pada 7/11/2014

    Mohon dinyatakan kos penginapan serta acara wisata (jika ada)

    Terimakasih
    Azam

    BalasHapus

OXY Drinking Water