Entri yang Diunggulkan

Jangan Merapikan Tempat Tidur Sebelum Meninggallkan Kamar Hotel

Apa yang biasanya Anda lakukan sebelum check out dari kamar hotel? Selain memastikan tidak ada barang yang tertinggal, tamu hotel yang baik ...

Selasa, 07 Agustus 2012

SAJAK OPERA TRADISIONAL KOREA

Sastra Korea yang ditulis sejak zaman Tiga Kerajaan disebut sastra klasik, yang pada saat itu ditulis dalam aksara Cina (hanja). Sastrawan Korea menulis puisi, cerita dan syair dalam gaya Tionghoa klasik namun berkembang dengan pemikiran dan rasa Korea. Sastra klasik Korea dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme, Konfusianisme dan Taoisme, namun akarnya tetap kuat pada kepercayaan tradisional dan cerita-cerita rakyat aslinya. Bentuk pertunjukkan sajak opera tradisional yang paling terkenal adalah pansori.
Pansori adalah jenis musik tradisional Korea. Pansori terdiri dari seorang penyanyi (sorikkun) dan seorang penabuh gendang buk (gosu). Pansori berasal dari kata pan yang berarti tempat orang-orang berkumpul dan sori yang berarti musik. Kesenian tradisional ini sangat populer. Perpaduan antara nyanyian ekspresif, pidato, perbendaharaan narasi dan gerakan, mencakup elite dan budaya rakyat. Selama pertunjukan, seorang penyanyi pria atau wanita, diiringi dengan drum barel tunggal berimprovisasi pada teks yang menggabungkan ekspresi sastra pedesaan dan ilmiah. Penyanyi pansori menjalani pelatihan yang panjang dan ketat untuk menguasai berbagai warna nada dan vokal yang berbeda dan menghafal cerita yang kompleks.
Pansori yang mulai berkembang sejak abad 19 di Korea berisikan cerita-cerita cinta, candaan, serta sindiran. Pansori yang bisa dimainkan sampai berjam-jam (sampai 4 jam) dinamakan Pansori Madang.
Hanya 5 jenis dari 12 jenis pansori saat ini yang merupakan pansori madang. Seperti: Heungbuga, Simcheongga, Chunhyangga, Jeokbyeokga dan Sugungga.

Chunhyangga: 'Chunhyangjeon'
Novel tua dalam bentuk opera. Kisah cinta Sung Chunhyang, putri pelacur dan Lee Mongyong, putra bangsawan. Dari 5 pansori Madang, cerita ini dinilai yang terbesar dalam hal pencapaian musik dan sastra.

Simcheongga:
Cerita lama 'Simcheongjeon' dalam bentuk opera. Simcheong, putri seorang buta yang berusaha mendapatkan kembali penglihatan ayahnya dengan menawarkan beras di kuil. Dia menjual dirinya kepada tukang perahu sebagai korban untuk laut dengan imbalan beras. Namun, raja naga laut, tersentuh oleh cinta sang gadis, sehingga menyelamatkannya dan menyatukan kembali dengan ayah tercinta. Cinta seorang anak untuk orang tua mereka adalah tema sentral dari cerita ini.

Heungbuga
Cerita lama 'Heungbujeon' dalam bentuk opera. Ada dua bersaudara, Nolbu dan Heungbu namanya. Nolbu lebih tua dan kaya, tetapi memiliki hati yang jahat. Adiknya, Heungbu, miskin tapi berjiwa baik. Ketika Heungbu mendapatkan keberuntungan dengan menolong burung walet yang patah kakinya, Nolbu merasa iri dan sengaja mematahkan kaki walet kemudian merawatnya dengan harapan bahwa ia akan mendapatkan keberuntungan juga. Ajaran moral yang sederhana dari kisah tersebut adalah bahwa kebaikan dihargai dan kejahatan di hukum.

Jeokbyeokga
Sebagian 'Samgukjiyeon' merupakan kisah Cina yang ditransfer ke dalam bentuk opera. Lagu yang terkenal dalam opera ini 'Samgochoryeo' dan 'Jeokbyeokgang River Battle'.

Sugungga
'Tokkijeon' Cerita lama dalam bentuk opera. Ketika raja naga laut jatuh sakit, dia mengirim penyu laut ke darat untuk mendapatkan hati dari kelinci yang akan digunakan sebagai obat. Opera ini mengandung banyak olok-olok lucu antara karakter

Penyanyi pansori biasanya memakai kipas untuk menambahkan variasi gerakan dan juga untuk menandakan perubahan lakon yang akan dimainkan. Gosu yang merupakan penabuh gendang juga mengeluarkan suara unik yang disebut chuimsae (μΆ”μž„μƒˆ).
Pansori dijadikan sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia pada tanggal 7 November 2003 oleh UNESCO 




sumber:  http://id.wikipedia.org dan sumber lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OXY Drinking Water