Entri yang Diunggulkan

Jangan Merapikan Tempat Tidur Sebelum Meninggallkan Kamar Hotel

Apa yang biasanya Anda lakukan sebelum check out dari kamar hotel? Selain memastikan tidak ada barang yang tertinggal, tamu hotel yang baik ...

Selasa, 04 Agustus 2015

Bila Dunia Tahu Akan Sendratari Ramayana...

 Sendratari Ramayana merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama tanpa dialog yang mengangkat cerita Ramayana. Sendratari Ramayana menceritakan kisah tentang usaha Rama untuk menyelamatkan Sinta yang diculik oleh Rahwana. Sendratari Ramayana merupakan salah satu media dalam menyajikan wiracarita atau epos Ramayana, media lain seperti seni sastra, seni rupa, dan bebagai seni pertunjukan. Sendratari mengutamakan gerak-gerak penguat ekspresi sebagai pengganti dialog, sehingga dengan sendratari diharapkan penyampaian wiracarita Ramayana dapat lebih mudah dipahami dengan latar belakang budaya dan bahasa penonton yang berbeda.
Sendratari Ramayana di Indonesia pertama kali dipentaskan pada 26 Juli 1961 di panggung terbuka Candi Prambanan. Pertunjukan pertama kali ini digagas oleh Letjen TNI (purn) GPH Djati Kusumo yang pada bulan April 1961 membentuk tim proyek untuk membangun panggung terbuka di depan Candi Prambanan. Panggung terbuka yang dirancang Harsoyo dari Universitas Gadjah Mada berukuran panjang 50 meter, lebar 12 meter ini memiliki tempat duduk sampai 3.000 buah. Proyek Sendratari Ramayana koreografinya ditangani oleh Soerjohamidjojo dan Soeharso, melibatkan 865 orang terdiri dari penari, penabuh gamelan, dan perancang busana.
Sendratari Ramayana Prambanan menggunakan sumber cerita dari Serat Rama yaitu cerita Ramayana versi sastra Jawa Baru yang paling populer di kalangan masyarakat. Serat Rama merupakan gubahan Jasadipura I (1729-1802).
Serat Rama berbeda dengan Ramayana versi Walmiki yang dianggap sebagai versi orisinal dari Ramayana. Serat Rama bersumber atau gubahan dari naskah Ramayana tertua di Indonesia yaitu Ramayana Kakawin, yang ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dalam bentuk syair yang dilagukan (kakawin). Ramayana Kakawin tidak bersumber kepada Ramayana Walmiki melainkan Ravanavadha karangan Bhatti dari India.
Karena berasal dari sumber yang berbeda, bagian akhir cerita pada pementasan Sendratari Ramayana Prambanan pun berbeda dengan Ramayana karya Walmiki, Sendratari Ramayana Prambanan berakhir dengan pertemuan kembali Rama dan Sita. Sedangkan pada versi Walmiki, kitab ketujuh menceritakan rakyat Ayodhya masih meragukan kesucian Sita, Rama mengatakan bahwa Sita perlu membuktikan di mata rakyat dengan mengucapkan sumpah. Akhirnya Sita berkata “Demi tak sekalipun terlintas dalam hati saya gambaran laki-laki selain Rama, semoga Dewi Pertiwi mau membukakan pengakuannya dan menelan saya. Demi saya telah mengucapkan kata yang benar di sini, dan belum pernah mengakui suami selain Rama, semoga Dewi Pertiwi membukakan pengakuannya dan menelan saya”, setelah itu bumi terbelah dan muncul Dewi Pertiwi yang memeluk Sita dan membawanya masuk ke dalam bumi. Usaha Rama sia-sia memohon agar Sita dikembalikan, akhirnya Rama menyerahkan takhtanya sebagai raja Ayodhya kepada Kusa dan Lawa, lalu kembali ke khayangan menjadi Dewa Wisnu.
Pementasan yang dianggap penting digelar pada 25 Agustus 1961, pementasan ini dihadiri oleh Presiden Soekarno, 5 orang menteri Kabinet RI, 16 duta besar negara sahabat, serta sejumlah undangan VIP lainnya yang berjumlah sekitar 50 orang termasuk aktor Charlie Chaplin. Sendratari Ramayana Prambanan meraih "PATA Gold Award".  Salah satu komentar yang diberikan setelah pementasan berakhir yaitu berasal dari Charlie Chaplin:
Bila dunia tahu akan Festival Ramayana ini, para pengunjung tentu akan datang berbondong-bondong ke Indonesia. Akan saya ceritakan kepada dunia, bahwa di Jawa Tengah terdapat kesenian yang mengagumkan yang membuat saya amat terkesan.
—Charlie Chaplin
Pementasan perdana ini masih menggunakan istilah Ramayana Ballet, namun tokoh seniman Andjar Asmara yang turut hadir pada pementasan ini merubah istilah Ballet Ramayana dengan Sendratari Ramayana. Pada tahun-tahun berikutnya, digunakan Sendratari Ramayana sebagai nama resmi, selain itu tahun pementasan perdana ini, dianggap tahun kelahiran sendratari di Indonesia.
Semula wiracita dipentaskan terbagi menjadi enam episode, yaitu (1) Hilangnya Dewi Sita; (2) Hanuman Duta; (3) Hanuman Obong; (4) Pembuatan Jembatan Menuju Ngalengka; (5) Gugurnya Kumbakarna; dan (6) Ujian Kesetiaan Sita atau Sita Obong. Pembagian enam episode ini berlaku sejak 1961, karena episode 2 dan 4 dirasa kurang menimbulkan klimaks dan tidak menarik perhatian penonton, sejak 1967 enam episode tersebut dipadatkan menjadi empat episode. Episode 1 dsampai 5 diringkas menjadi 3 episode, sedangkan episode 6 tetap utuh dan menjadi episode 4. Tiap awal episode selalu diawali dengan lantunan nyanyian pesindhen yang isinya memberitahukan kepada penonton bahwa pagelaran Ramayana selalu diselenggakan pada bulan purnama. Sebelum dimulainya cerita ditampilkan sebuah prosesi delapan penari pria berbusana prajurit Keraton Surakarta yang mengawal tujuh wanita pembawa sesaji. Setelah berada di tenga lantai pentas, prajurit akan melakukan gerak tari gagah, sementara para wanita pembawa sesaji meletakan sesaji serta dupa di dekat gamelan. Para wanita pembawa sesaji tersebut selanjutnya akan duduk di antara penabuh gamelan dan melanjutkan tugas berikutnya sebagai vokalis atau waranggana, sementara para prajurit keluar pentas. Seorang pembawa acara di belakang panggung akan membacakan isi cerita sesuai dengan episode yang akan ditampilkan dalam bahasa Inggris serta diiringi musik dari gamelan. Tiap episode biasanya dimulai pukul 19.00 dan berakhir pukul 21.00.
Ada adegan menarik dalam Sendratari Ramayana Prambanan, yaitu permainan bola api yang menawan ketika Hanuman yang semula akan dibakar hidup-hidup justru berhasil membakar kerajaan Alengkadiraja milik Rahwana. Sementara akrobat bisa dijumpai ketika Hanuman berperang dengan para pengikut Rahwana. Permainan api ketika Shinta hendak membakar diri juga menarik untuk disaksikan.
Pada 15 Oktober 2012, Sendratari Ramayana Prambanan mementaskan episode Api Suci secara kolosal yang mendapat penghargaan Guinness World Records sebagai pentas tari kolosal Ramayana yang paling banyak melibatkan penari sejumlah 230 penari dan 30 pengrawit, serta sendratari yang paling lama dan rutin digelar sejak tahun 1961. Penghargaan diserahkan Lucia Sinigagliesi, Client Service Director perwakilan dari Guinness World Records.
Panggung terbuka Candi Prambanan yang sebelumnya dibuat pada pertama kali pementasan tahun 1961 masih berada di dalam kompleks Candi Prambanan, sehingga kemudian dibuat panggung terbuka baru yang berada di luar zona candi. Panggung terbuka yang baru memiliki kapasitas 991 tempat duduk, terletak di sebelah barat kompleks Candi Prambanan, di sebelah barat Kali Opak. Tribun penonton menghadap ke timur sehingga ketiga candi utamam Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma menjadi latar belakang panggung. Pada malam hari candi akan disorot dengan lampu berteganggan tinggi untuk menghasilkan efek latar yang megah. Pertunjukan panggung terbuka hanya bisa diselenggarakan pada musim kemarau berkisar bulan Mei – Oktober, pentas dimulai dari pukul 19.30 sampai 21.30 bergantung kondisi cuaca. Gedung pertunjukan tertutup bernama Trimurti terletak di sebelah selatan panggung tertutup, dapat menampung 300 sampai 400 penonton, Sendratari Ramayana di gedung Trimurti disajikan dalam format cerita penuh dari sejak Rama mengikuti sayembara sampai dengan pertemuan kembali Rama dengan Sinta.
Selain di Candi Prambanan, pentas Sendratari Ramayana digelar di panggung terbuka Purawisata (Mandira Baruga), Yogyakarta. Panggung terbuka di Purawisata dapat menampung sampai 600 penonton, pentas diadakan setiap malam dimulai pukul 20:00 – 21:30 WIB.
Sendratari Ramayana mulai sering pula dipentaskan di Denpasar yang juga diiringi karawitan dan kisahan dalang pada Pesta Kesenian Bali yang mulai diselenggarakan sejak tahun 1979 dalam bentuk kolosal di panggung terbuka Ardha Candra Taman Budaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OXY Drinking Water