Siapa orang Indonesia yang tidak mengenal makanan ini? Makanan yang satu ini memang lezat. Daging sapi yang dimasak dengan berbagai rempah-rempah khas Indonesia serta santan yang membuat gurih masakan ini, membuat rendang dicintai oleh banyak orang.
Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan peringkat pertama dalam daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat Dunia) yang digelar oleh CNN International.
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat Minangkabau. Memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat yang berangkat dari empat bahan pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang yaitu
- Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari 'Niniak Mamak' (para pemimpin suku adat)
- Karambia (kelapa), merupakan lambang 'Cadiak Pandai' (kaum intelektual)
- Lado (cabai), melambangkan 'Alim Ulama' yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
- Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan masyarakat Minangkabau
Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia) dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado), serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang merah, jahe dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat. Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Resep rendang yang istimewa, tidak dibagikan secara cuma-cuma. Ia diwariskan secara turun temurun dari satu keluarga ke keturunannya masing-masing, sehingga meskipun resep dasarnya sama, tiap daerah memiliki cara memasak dan bumbu yang agak berbeda.
Daerah Darek atau Minangkabau pedalaman seperti Tanah Datar, Payakumbuh, Bukittinggi dan Agam memiliki bumbu rendang dan teknik memasak yang lebih sederhana. Rasa rendang di daerah ini lebih terasa manis dan tidak terlalu beraroma rempah.
Sementara itu, rendang di daerah pesisir Pariaman dan pesisir Selatan memiliki rendang yang rasanya lebih pedas dan aroma rempahnya lebih kaya, karena daerah ini memang menambahkan berbagai jenis bumbu rempah yang khas.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks dan unik.
Asal-usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera, khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya, mulai dari Madailing, Riau, Jambi hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan Semanjung Malaya.Rendang juga dikenal dalam kesusastraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
'10:4...Buzurjumhur Hakim pun pergi pula ke kedai orang merendang daging kambing, lalu ia berkata: "Beri apalah daging kambing
10:7... kambing rendang ini barang segumpal." Sahut orang merendang itu, "Berilah harganya dahulu." Maka kata Khoja Buzurjumhur,
Hikayat Amir HAmzah'
Rendang kian termahsyur dan tersebar luas jauh melampaui wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak yang berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas. Karena keterkaitan sejarah melalui kolonialisasi, rendang juga dapat ditemukan di Belanda, umumnya disajikan sebagai salah satu bagian dari lauk pauk
Ada klaim Malaysia terhadap rendang beberapa waktu lalu. Meskipun demikian, kita tidak perlu memikirkan bahwa makanan tradisional Minang ini diklaim negara lain seperti Malaysia, karena memang orang Minang juga ada yang pindah ke sana. Seperti makanan Jepang sushi, sashimi, makanan Korea galbi juga begitu, makanan itu ada dimana-mana, dan dunia tahu bahwa Rendang adalah Delicious Food From Indonesia.
thanks artikelnya sangat menarik
BalasHapusTerimakasih...
Hapus