Bangunan kediaman Tjong A Fie berada di Jalan Ahmad Yani, Kesawan, Medan, yang didirikan pada tahun 1900, saat ini dijadikan sebagai Tjong A Fie Memorial Institute dan dikenal juga dengan nama Tjong A Fie Mansion. Keturunan Tjong A Fie yang tersebar di sejumlah negara merasa rumah itu
adalah bagian dari sejarah Kota Medan, sehingga perlu dibuka untuk umum.
Pada saat peringatan 150 tahun kelahiran Tjong A Fie, Juni 2009, rumah
yang sering disebut mansion di lahan seluas 6.000 meter persegi itu
dibuka untuk umum.
Pada abad ke-19 Tjong A Fie dikenal sebagai pengusaha lintas benua dan
kapitan atau pemimpin masyarakat Tionghoa di Medan. Tjong A Fie bahkan
termasuk dalam jajaran orang terkaya di Asia Tenggara.
Rumah Tjong A Fie dibangun pada tahun 1895 dan selesai pada tahun 1900.
Memiliki ukiran kayu yang cantik dan fitur dengan dua singa batu duduk
di pintu masuk. Di
atasnya seekor naga membelit daun pintu sehingga gerbang tampak kokoh.
Keduanya adalah jenis binatang yang hidup dalam mitologi China. Pengaruh arsitektur Melayu dapat dilihat dalam deretan jendela,
pintu, dinding dan itu dicat dengan warna kuning dan hijau. Pengaruh
Cina dapat dilihat dalam ornamen ukiran dan lukisan di langit-langit.
Disandingkan dengan desain oriental keseluruhan elemen desain Eropa dan
Art Nouveau termasuk kolom beton dengan model hias, dan chandelier
tergantung dari langit-langit. Berdiri di samping ornamentasi Barat ini
adalah sebuah altar leluhur tradisional Cin, ukiran dan pintu kayu
disepuh kerrawang, dan chien nien porselen bekerja penuh warna.
Di rumah ini, pengunjung bisa mengetahui sejarah kehidupan Tjong A Fie lewat foto-foto, lukisan serta perabotan rumah yang digunakan oleh keluarganya serta mempelajari budaya Melayu-Tionghoa.
Ruangan-ruangannya berikut pernak-perniknya sebagian besar masih asli
seperti pertama kali dibangun tahun 1895 hingga tahun 1900, seperti
kusen, lantai, dan perabot-perabotnya.
Rumah terbagi dalam tiga bagian, yakni ruang inti yang berada di tengah,
sayap kiri dan sayap kanan. Sayap kanan sampai kini masih digunakan
oleh keluarga Tjong A Fie sehingga yang dibuka untuk umum adalah
bangunan utama dan sayap kiri rumah. Total ada 35 ruangan di dalam
banguan seluas 4.000 meter persegi itu.
Dulu rumah sayap kanan digunakan sebagai ruangan bagi pembantu-pembantu
Tjong A Fie. Adapun ruang utama digunakan Tjong A Fie dan keluarganya.
Pengunjung akan diajak masuk melalui pintu sebelah kiri gedung yang
dihiasi dengan beberapa set meja-kursi tua yang tertata rapi dan
berbagai pernak-pernik hiasan. Di salah satu dinding tertempel
pesan-pesan Tjong A Fie sebelum ia meninggal, termasuk menggunakan
kekayaannya untuk membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu.
Memasuki ruang utama, kita akan menemukan ruang terbuka persis di tengah
bangunan yang disebut sumur surga. Selain menjadi ventilasi udara yang
membuat seluruh ruangan sejuk, ruangan itu juga tempat keluarga Tjong A
Fie membakar dupa dan ritual keagamaan.
Jika memandang ke atas dari sumur surga, mata kita akan tertumbuk pada
jendela-jendela besar bercat kuning-hijau khas Melayu. Jendela-jendela
itu didesain dengan cita rasa dan ukiran Melayu, dan dari situlah udara
menyejukkan seluruh ruangan di lantai atas.
Di depan sumur surga terdapat ruang penerima tamu yang disekat dengan
dinding ukiran kayu berwarna merah dan emas. Ruangan dibagi tiga, yakni
ruang depan-tengah, kiri, dan kanan. Ruang tengah digunakan Tjong A Fie
untuk menerima tamu umum, ruang di sebelah kiri untuk me- nerima
tamu-tamu dari masyarakat Tionghoa, sedangkan ruangan di sebelah kanan
khusus untuk menerima tamu Sultan Deli dan keluarganya. Perabotnya pun
menyesuaikan dengan kebudayaan sang tamu. Di ruang China,
pernak-perniknya berasal dari China, sedangkan di ruang Melayu,
pernak-perniknya bernuansa Melayu.
Naik ke lantai dua terdapat ruangan luas yang sering digunakan sang
kapitan untuk menggelar pesta dansa bagi tamu-tamunya. Ruangan itu
dipenuhi jendela-jendela besar yang menghadap ke halaman. Dari jendela
itu terlihat pemandangan halaman rumah dan Jalan Kesawan.
Adapun di sisi belakang sumur surga baik di lantai satu maupun lantai
dua terdapat ruang sembahyang atau wihara. Di situlah altar Kwan Te Kong
dan Dewa Kwan Kong diletakkan. Di ruangan tersebut rapat-rapat keluarga
juga sering diselenggarakan. Saat menatap ke langit-langit,
gambar-gambar bunga dengan warna dari tumbuhan terlihat menarik. Adapun
di wihara lantai satu disemayamkan abu leluhur Tjong A Fie.
Ruang tidur Tjong A Fie terdapat di sisi kiri wihara di lantai satu.
Lantai ruangan menggunakan terakota. Terdapat tempat tidur kayu
berkelambu, lemari, lemari hias, meja-kursi di dalam ruang pribadi Tjong
A Fie. Baju-baju Tjong A Fie juga tergantung di salah satu sudut
ruangan.
Di belakang ruang tidur dan wihara terdapat ruangan memanjang yang
digunakan sebagai ruang makan dengan gaya Eropa. Di ruangan inilah
keluarga Tjong A Fie menjamu tamu-tamunya. Satu ruangan lagi di sebelah
kanan wihara lantai satu digunakan sebagai ruang pameran foto sejarah
Tjong A Fie.
Di situlah foto keluarga, kegiatan Tjong A Fie, hingga pemakamannya di tahun 1921 yang dihadiri ribuan orang dipajang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar