Museum Monumen Yogya Kembali, adalah sebuah museum sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang ada di kota Yogyakarta dan dikelola oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Museum yang berada di bagian utara kota ini banyak dikunjungi oleh para pelajar dalam acara darmawisata.
Museum Monumen dengan bentuk kerucut ini terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisi museum, perpustakaan, auditorium dan cafetaria. Dalam 4 ruang museum di lantai 1 ini terdapat benda-benda koleksi: realia, replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai jenis senjata, bentuk evokatif dapur umum dalam suasana perang kemerdekaan 1945-1949. Tandu dan dokar (kereta kuda) yang pernah dipergunakan oleh Panglima Besar Jendral Soedirman juga disimpan di sini (di ruang museum nomor 2). Lantai dua terdapat 10 diorama menggambarkan garis besar perjuangan Yogyakarta untuk mempertahankan RI dari penjajahan Belanda mulai dari Desember 1948 hingga Juli 1949. Di sepanjang sisi tangga terdapat 40 relief yang menggambarkan sejarah orang-orang Indonesia berjuang melawan penjajahan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga mendapat pengakuan internasional sebagai Republik pada tanggal 27 Desember 1949. Tulisan pada lantai ini adalah tulisan tentang bendera nasional Merah Putih.
Pada sisi luar bangunan ini terdapat halaman yang luas untuk panggung pertunjukan atau acara-acara tertentu, serta dinding bertuliskan sejumlah 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III (RIS) antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949. Lokasi Monumen Yogya Kembali dekat dengan jalan menuju candi Borobudur.
Monumen Yogya Kembali didirikan di ring road sebelah utara Yogyakarta.Monumen Yogya Kembali dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dengan upacara tradisional penanaman kepala kerbau dan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII. Gagasan untuk mendirikan monumen ini dilontarkan oleh kolonel Soegiarto, selaku walikotamadya Yogyakarta pada tahun 1983. Nama Yogya Kembali dipilih dengan maksud sebagai tetenger (peringatan) dari peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari ibukota RI Yogyakarta pada waktu itu, tanggal 29 Juni 1949. Hal ini merupakan tanda awal bebasnya bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintahan Belanda.
JAM BUKA :
Selasa - Minggu : 08.00 - 16.30 wib
KEGIATAN :
Setiap hari Sabtu dan Minggu
- Pertunjukan Tari Klasik
- Gamelan
- Musik Electone dengan lagu perjuangan
FASILITAS :
- Auditorium
- Cafetaria
- Arena bermain anak-anak
- Tempat parkir
- Telepon Umum
- Toilette
TIPS & TRIK :
- Jika Anda membawa anak kecil, sebaiknya usahakan tetap dalam pengawasan orang dewasa sebab lokasi wisata ini cukup luas
- Jangan membuang sampah sembarangan
- Gunakan topi atau payung untuk mengurangi panas terik matahari saat menuju tempat lokasi, mengingat jarak yang cukup jauh menuju gedung wisata dari tempat parkir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar