Entri yang Diunggulkan

Jangan Merapikan Tempat Tidur Sebelum Meninggallkan Kamar Hotel

Apa yang biasanya Anda lakukan sebelum check out dari kamar hotel? Selain memastikan tidak ada barang yang tertinggal, tamu hotel yang baik ...

Rabu, 08 Agustus 2012

GAMELAN, KESENIAN ASLI INDONESIA

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumen/alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan di bunyikan bersama. Kata gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul/menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok dalam berbagai jenis ukuran dan ensembel. 

Gamelan Jawa
Gamelan Jawa memiliki nada yang lembut dan slow. Awalnya dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang dan tarian. Barulah pada waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden. Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjan dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi irama gending.
Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memilik 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.
Anda bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara penyanyi Jawa (pria disebut wiraswara dan wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis. Bahkan di luar negeri (Amerika Serikat), Anda bisa menemukan CD musik gamelan yang berpadu dengan piano dan instrumen lainnya karya komponis Amerika Serikat (Lou Harrison, Jarrad Powell)
Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun salah satu tempat yang tepat untuk bisa menikmati gamelan dengan versi aslinya adalah Yogyakarta. Anda bisa melihat pertunjukan gamelan di Kraton Yogyakarta, pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB, digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukan, bisa menuju Bangsal Sri Maganti dan untuk melihat perangkat gamelan tua, bisa menuju bangsal kraton di bagian lain yeng terletak lebih ke belakang.

Gamelan Madura
Gamelan Madura hampir selalu diatur dalam rentang nada salindru (slendro dalam bahasa Jawa). Sedangkan gabungan antara salindru dan pelog hanya digunakan di Kraton Sumenep. Untuk lagu kanak-kanak di Madura selalu menggunakan nada salindru dan tidak pernah menggunakan dasar nada pelog.

Gamelan Sunda
Pada dasarnya terdiri dari peralatan musik yang sama. Yang terus berkembang di Jawa Barat antara lain adalah Gamelan Salendro, Pelog dan Degung. Gamelan Salendro biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Gamelan pelog fungsinya hampir sama dengan gamelan salendro, hanya kurang begitu berkembang dan kurang akrab di masyarakat dan jarang di miliki oleh grup-grup kesenian. Sementara gamelan degung bisa dibilang mewakili kekhasan masyarakat Jawa Barat. Gamelan lainnya adalah gamelan Ajeng berlaras salendro yang maih terdapat di kabupaten Bogor dan gamelan Renteng yang ada di beberpa tempat, salah satunya di Batu Karut, Cikalong kabuki Bandung.
Di luar Indonesia pengembangan degung dilakukan oleh perguruan tinggi seni dan beberpa musisi, misalnya Lingkung Seni Pusaka Sunda University of California (Santa Cruz, USA), musisi Rachel Swindell bersama mahasiswa lainnya di London (Inggris), Parguna (Jepang) serta Evergreen, John Sidal (Kanada). University of Melbourne Australia pun memiliki sebuah set gamelan degung yang seringkali digunakan oleh komunitas pencinta musik Sunda untuk latihan dan pementasan di festival-festival

Gamelan Bali
Alunan musiknya sering mengalami perubahan tempo dan dinamik. Bedanya lagi, gamelan Bali memiliki lebih banyak instrumen berbilah daripada berpencu. Logamnya pun lebih tebal sehingga dapat bersuara lebih nyaring. Ciri lain gamelan Bali adalah digunaknnya sejenis simbal yang disebut ceng-ceng. Ceng-ceng inilah yang berbunyi nyaring dan cepat sehingga membuat musik Bali berbeda dari musik Jawa.
Bagian-bagian terkait yang dikenal sebagai kotekan, membutuhkan kerja sama dan rasa yang tajam terhadap irama. Dua bagian kotekan, yang dianggap sebagai laki-laki dan perempuan, di namakan nyangsih dan polos. Aksen utama dari bagian nyangsih biasanya pada offbeat, sementara aksen utama dari bagian polos biasanya pada beat. Pegetahuan tentang kotekan ini sangat diperlukan. Ritme yang dihasilkan akan membawa pemain dalam satu komposisi irama yang dikehendaki.
Gamelan dan alat musik tradisional Bali seperti gong kebyar, semarandanu, suling dan kebyar ding kini makin banyak dimainkan di mancanegara. Bahkan gong kebyar menjadi kehormatan dalam menyambut tamu-tamu penting pada acara wisuda perguruan tinggi di Amerika Serikat. Sementara di Jepang, ada sekitar 52 sanggar yang mengajarkan tetabuhan dan tari Bali. Pesta Kesenian Bali XXXIV tahun ini pun menampilkan salah satu kolaborasi gamelan Bali dengan musik serius ensembel dunia Jack Quartet dari Amerika Serikat di Arda Candra, Art Centre, Kota Denpasar. Dimana selain menampilkan instrumental, kedua kolaborasi juga mengiringi beberapa tarian serta sendratari.

Gamelan Lombok
Gamelan di wilayah Lombok merupakan musik akulturasi kebudayaan Bali dan etnis sasak. Dalam musik gamelan ini sangat terlihat jelas pengaruh musik Bali pada warna musiknya. Hal ini disebabkan karena pada sejarahnya, salah satu prajurit Bali telah melakukan invasi ke daerah Lombok dalam rangka perluasan wilayah dan berhasil menguasai Lombok. Sehingga kebudayaannya pun berasimilasi dengan kebudayaan setempat. Salah satunya musik gamelan. Namun, menurut para pakar dari sasak sendiri, gamelan di Lombok dan di Bali memiliki beberapa perbedaan dalam nada dan sebagainya. Meskipun untuk orang awam, perbedaan ini mungkin tidak terlalu kentara.
Pada zaman dahulu, gamelan dimainkan hanya di kraton – kraton sebagai hiburan raja.

Gamelan Kalimantan
Gamelan Banjar adalah seni karawitan dengan peralatan musik gamelan yang berkembang di kalangan suku Banjar di Kalimantan Selatan. Gamelan Banjar yang ada di Kalsel ada 2 versi yaitu :
  1. Gamelan Banjar versi keraton
  2. Gamelan Banjar versi rakyatan
Gamelan Banjar keberadaannya sudah ada sejak zaman Kerajaan Negara Dipa pada abad ke-14 yang dibawa oleh Pangeran Suryanata ke Kalimantan Selatan bersamaan dengan kesenian Wayang Kulit Banjar dan senjata keris sebagai hadiah kerajaan Majapahit. Masyarakat Kalsel pada waktu itu dianjurkan untuk meniru budaya Jawa.
Masa Pangeran Hidayatulla, penabuh-penabuh gamelan disuruh belajar menabuh gamelan di kraton Solo. Dalam hal itu hingga sekarang, baik pukulan dan lainnya menjadi panutan gamelan Gusti-gustian, terutama sekali pukulan yang hanya ditambah dua kali akhir gong.
Selain itu, tidak ditemukan lagi gamelan yang lengkap seperti Simanggu Besar dan Simanggu Kecil, namun yang dikenal hanya lagu : ayakan, perangan, geol, mas mirah dan perang alun.
 
Jadi jelas, gamelan bukan musik yang asing. Gambaran pertama dapat ditemukan dalam relief di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah yang telah berdiri sejak abad ke-8. Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli Indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga menjadi bentuk seperti sekarang ini. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa 'Gamelan adalah Kesenian Asli Indonesia'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OXY Drinking Water