Dengan luas lahan sekitar 1,35 juta hektare, hamparan hutan ini membentang di bagian utara Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di wilayah Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, berbatasan langsung dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia.
Sebagian besar kawasan masuk dalam Kabupaten Malinau dan sebagian lagi
masuk dalam Kabupaten Nunukan. Potensi wisata di Taman Nasional Kayan
Mentarang ialah Hulu Pujungan, Hulu Krayan dan Hulu Kayan/Datadian. Kawasan TNKM terletak pada ketinggian antara 200 meter sampai sekitar
±2.500 m di atas permukaan laut, mencakup lembah-lembah dataran rendah,
dataran tinggi pegunungan, serta gugus pegunungan terjal yang terbentuk
dari berbagai formasi sedimen dan vulkanis. Cara pencapaian lokasi: Dari Samarinda ke Tarakan (plane)
sekitar satu jam, dilanjutkan menggunakan speed boat/klotok/longboat/perahu ketinting menyusuri
sungai Mentarang ke lokasi dengan waktu enam jam sampai satu hari. Sungai-sungai yang ada di taman nasional ini seperti
S. Bahau, S. Kayan dan S. Mentarang digunakan sebagai transportasi menuju
kawasan. Selama dalam perjalanan, selain dapat melihat berbagai jenis
satwa yang ada di sekitar sungai, juga dapat melihat kelincahan longboat
dalam melewati jeram, ataupun melawan arus yang cukup deras. Oh yah sebelum menyewa perahu ketinting,
pastikan harga sewa sudah disepakati terlebih dahulu, apakah harga sudah
termasuk BBM (bensin atau solar), makan minum awak perahu dan
sebagainya. Buatlah kesepakatan diatas kertas, agar jelas dan ada bukti bila terjadi perselisihan. Bayarlah sewa perahu bila kita sudah sampai tujuan, kita kasih uang hanya untuk beli BBM. Karena hampir semua perahu besar maupun kecil di Kalimantan tidak beratap. Panas
dan angin langsung mengenai tubuh, maka disarankan menggunakan rain
coat atau jaket hujan, topi dan pelindung mata (sun glasses). Rain coat,
selain melindungi diri dari panas dan angin juga bisa menahan air hujan
dan cipratan air sungai akibat jeram besar. Ketinting
didisain panjang dan ramping agar mampu membelah jeram dan meliuk-liuk
diantara bebatuan dengan lincah. Maka berat barang bawaan pun perlu
diperhatikan. Ketinting tidak mampu membawa banyak barang. Kalau barang
bawaaan banyak maka kita butuh banyak ketinting untuk membawa barang
kita. Saking kecil dan rampingnya ketinting, permukaan air sungai sangat
dekat dengan sisi badan perahu, sehingga mudah sekali air masuk kedalam
perahu, sehingga ketintingpun mudah terbalik. Bila kita membawa peralatan elektronik,
seperti lap top, mp3 player. camera digital, camcorder dan sebagainya,
bungkuslah dengan plastik semua peralatan tersebut, untuk menghindari
basah akibat cipratan air sungai. Lebih baik lagi kalau semua peralatan
elektronik tersebut dimasukan dalam dry box atau dry bag, sehingga
kalau-kalau peralatan tersebut kecemplung ke sungai, atau perahu
terbalik masih terapung dan bisa diselamatkan. Kalau tidak ingin melelewatkan momen bagus
disepanjang sungai, siapkan kamera dengan hati-hati dengan pelindung
plastik. Ambil momen penting, kemudian masukan kembali dalam plastik
demikian seterusnya. Berjaga-jaga agar kamera terlindung dari cipratan
air yang sewaktu-waktu dapat menimpa tubuh kita.
Taman Nasional Kayan Mentarang merupakan suatu kesatuan kawasan hutan primer dan hutan
sekunder tua yang terbesar dan masih tersisa di Kalimantan dan seluruh
Asia Tenggara.Taman nasional ini memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan
dan satwa bernilai tinggi baik jenis langka maupun dilindungi, keanekaragaman
tipe ekosistem dari hutan hujan dataran rendah sampai hutan berlumut di
pegunungan tinggi. Keanekaragaman hayati yang terkandung di Taman Nasional
Kayan Mentarang memang sangat mengagumkan. Beberapa tumbuhan yang ada antara lain pulai (Alstonia
scholaris), jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus
bancanus), Agathis (Agathis borneensis), kayu ulin (Eusideroxylon
zwageri), rengas (Gluta wallichii), gaharu (Aquilaria
malacensis), aren (Arenga pinnata), berbagai jenis anggrek,
palem, dan kantong semar. Selain itu, ada beberapa jenis tumbuhan yang
belum semuanya dapat diidentifikasi karena merupakan jenis tumbuhan baru
di Indonesia. Terdapat sekitar 100 jenis mamalia (15
jenis diantaranya endemik), 8 jenis primata dan lebih dari 310 jenis burung
dengan 28 jenis diantaranya endemik Kalimantan serta telah didaftarkan
oleh ICBP (International Committee for Bird Protection) sebagai
jenis terancam punah. Beberapa jenis mamalia langka seperti macan dahan (Neofelis nebulosa),
beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutung dahi putih
(Presbytis frontata frontata), dan banteng (Bos javanicus
lowi). Tidak disarankan berjalan-jalan di hutan kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang ini
menggunakan sandal gunung apalagi sandal jepit,. Sandal tidak melindungi
kaki dari batu, patahan kayu, akar dan lain sebagainya. Disarankan
berjalan di hutan memakai sepatu, lebih baik lagi sepatu yg khusus
digunakan untuk berjalan di alam bebas, karena biasanya punya alas kaki
anti licin.
Keberadaan sekitar 20.000-25.000 orang dari berbagai kelompok etnis Dayak
yang bermukim di sekitar kawasan taman nasional seperti Kenyah, Punan,
Lun Daye, dan Lun Bawang, ternyata memiliki pengetahuan kearifan budaya
sesuai dengan prinsip konservasi. Hal ini merupakan salah satu keunikan
tersendiri di Taman Nasional Kayan Mentarang. Keunikan tersebut terlihat
dari kemampuan masyarakat melestarikan keanekaragaman hayati di dalam
kehidupannya. Sebagai contoh berbagai varietas dan jenis padi terpelihara
dan terkoleksi dengan cukup baik untuk menunjang kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Banyak peninggalan arkeologi berupa kuburan dan alat-alat
dari batu yang terdapat di taman nasional (umurnya lebih 350 tahun), dan
diperkirakan merupakan situs arkeologi yang sangat penting di Kalimantan.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik
untuk dikunjungi:
Pantai Pulau Datok dan Bukit Lubang Tedong. Wisata bahari dan berenang
Gunung Palung (1.116 m. dpl) dan Gunung Panti (1.050 m. dpl). Pendakian, air terjun, pengamatan tumbuhan/satwa dan berkemah.
Cabang Panti. Pusat penelitian dengan fasilitas stasiun penelitian, wisma peneliti dan perpustakaan.
Kampung Baru. Pengamatan satwa bekantan.
Sungai Matan dan Sungai Simpang. Menyelusuri sungai, pengamatan satwa dan wisata budaya (situs purbakala).
Pantai Pulau Datok dan Bukit Lubang Tedong. Wisata bahari dan berenang
Gunung Palung (1.116 m. dpl) dan Gunung Panti (1.050 m. dpl). Pendakian, air terjun, pengamatan tumbuhan/satwa dan berkemah.
Cabang Panti. Pusat penelitian dengan fasilitas stasiun penelitian, wisma peneliti dan perpustakaan.
Kampung Baru. Pengamatan satwa bekantan.
Sungai Matan dan Sungai Simpang. Menyelusuri sungai, pengamatan satwa dan wisata budaya (situs purbakala).
Atraksi budaya di luar taman nasional:
Keanekaragaman hayati bernilai tinggi dan masih alami, merupakan tantangan bagi para peneliti untuk mengungkapkan dan mengembangkan pemanfaatannya. Disamping itu keindahan alam hutan, sungai, tebing, kebudayaan suku Dayak merupakan daya tarik yang sangat menantang bagi para petualang dan wisatawan.
Keanekaragaman hayati bernilai tinggi dan masih alami, merupakan tantangan bagi para peneliti untuk mengungkapkan dan mengembangkan pemanfaatannya. Disamping itu keindahan alam hutan, sungai, tebing, kebudayaan suku Dayak merupakan daya tarik yang sangat menantang bagi para petualang dan wisatawan.
Musim kunjungan terbaik: bulan September s/d Desember
setiap tahunnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar