Berlokasi di desa Candirenggo, kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia, pada lembah di antara pegunungan Tengger dan gunung Arjuna di ketinggian 512m di atas permukaan laut. Masyarakat setempat menyebutnya Candi Cungkup. Ditemukan pada sekitar awal abad 18 (tahun 1800-1850) dengan pemberian nama Candi Menara karena bentuknya yang menyerupai Menara. Sempat juga diberi nama Candi Cella dengan berpedoman adanya empat buah celah pada dinding-dinding di bagian tubuhnya. Namun nama yang lebih dikenal adalah Candi Singosari karena letaknya di Singosari.
Komplek Candi Singosari menempati areal 200m x 400m terdiri dari beberapa candi. Di sisi barat laut komplek terdapat sepasang arca raksasa besar dengan tinggi hampir 4m yang disebut Dwarapala dengan posisi gada menghadap ke bawah, menunjukkan meskipun raksasa tetapi masih ada rasa kasih sayang terhadap semua makhluk hidup dan ungkapan selamat datang bagi semuanya. Di dekat arca Dwarapala terdapat alun-alun. Sedangkan letak Candi Singosari sendiri dekat dengan arca Dwarapala.
Bangunan candi utama dibuat dari batu andesit, menghadap ke barat, berdiri pada alas bujur sangkar berukuran 14m x 14m dan tingi candi 15m. Candi ini kaya akan orname ukiran, arca dan relief. Di dalam ruang utama terdapat lingga dan yoni. Terdapat pula bilik-bilik lain: di utara dulu berisi arca Durga yang sekarang sudah hilang, di timur dulu berisi arca Ganesha, serta sisi selatan yang berisi Siwa-Guru (Resi Agastya). Di komplek candi ini dulu juga berdiri arca Prajnaparamita, dewi kebijaksanaan yang sekarang di tempatkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta. Arca-arca lain yang merupakan arca yang masih utuh dibawa ke negeri Belanda saat mereka menjajah Indonesia dan sekarang berada di Institut Tropika Kerajaan, Leiden Belanda, kecuali arca Argastya yang tidak dibawa serta ke negeri Belanda, dikarenakan kondisinya yang sudah cukup parah.
Berdasarkan penyebutannya pada Kitab Negarakertagama puph 37:7 dan 38:3 serta Prasasti Gajah Mada bertanggal 1351 M, di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat "pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, sang Kertanegara yang mangkat pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang yang dipimpin oleh Jayakatwang. Diduga karena masa kehancuran (pralaya) kerajaan Singhasari itulah, maka candi Singosari tidak terselesaikan dan akhirnya terbengkalai.
Jika Anda berkunjung ke candi Singosari, disediakan buku panduan wisata yang bercerita tentang sejarah candi Singosari. Di beberapa bagian halaman buku tersebut, juga terpampang jelas foto-foto arca yang telah di bawa ke negeri Belanda, lengkap beserta penjelasan posisi/sikap beserta atribut-atribut yang dikenakan oleh tokoh arca tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar