Entri yang Diunggulkan

Jangan Merapikan Tempat Tidur Sebelum Meninggallkan Kamar Hotel

Apa yang biasanya Anda lakukan sebelum check out dari kamar hotel? Selain memastikan tidak ada barang yang tertinggal, tamu hotel yang baik ...

Minggu, 07 April 2013

Warisan Budaya dan Alam Bali


Lanskap kultur Provinsi Bali merupakan sebuah lanskap yang berada di Provinsi Bali, yang terdiri dari pedesaan dan sawah bertingkat dengan sistem subak, pura, dan candi yang berada di sana. Lanskap kultur Provinsi Bali adalah entitas yang unik yang terlaksana dari Filsafat Bali yang unik, Tri Hita Karana. Pada dasarnya, filosofi ini menegaskan bahwa kebahagiaan, kemakmuran, dan kedamaian hanya dapat tercapai jika Tuhan, Manusia, dan Alam hidup dalam Harmoni. Aturan filosofi ini merupakan contoh hubungan harmonis luar biasa antara supranatural (Tuhan), manusia, dan alam. Beberapa Pura yang menjadi ciri khas pemandangan dan upacara yang dilakukan di sana merupakan wujud keinginan masyarakat Bali untuk mencari hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Sosio-organisasi keagamaan yang bertanggung jawab menjaga lanskap, termasuk organisasi irigasi Subak, adalah wahana untuk menjaga hubungan yang baik di antara umat manusia. Sementara itu, bagaimana membangun Bali, seperti memilih lokasi kuil dan desainnya, membangun fasilitas irigasi, dan membuat teras-teras sawah, menunjukkan komitmen untuk menjaga hubungan harmonis dengan lingkungan.

Kegiatan pertanian ini mempunyai pengaruh yang besar pada lanskap Bali, terutama dalam penciptaan sawah berundak-undak. Selama seribu tahun terakhir, masyarakat Bali melakukan modifikasi demi menyesuaikan lahan pertanian dengan kondisi pulau mereka, dengan membuat terasering di lereng bukit dan menggali kanal untuk mengairi lahan, sehingga memungkinkan mereka untuk menanam padi.

Sistem irigasi yang rumit telah dibuat untuk memanfaatkan air semaksimal mungkin. Dalam wujud rasa syukur terhadap air, yang memungkinkan kegiatan pertanian, masyarakat Bali membuat persembahan di mata air. Sistem irigasi ini juga memungkinkan koordinasi yang dikenal sebagai "subak". Organisasi tersebut adalah sebuah organisasi demokratis di mana para petani ladang yang diberi makan oleh sumber air yang sama, bertemu secara teratur untuk mengkoordinasikan penanaman, untuk mengontrol distribusi air irigasi dan untuk merencanakan pembangunan dan pemeliharaan kanal dan bendungan, serta mengatur upacara persembahan dan perayaan di Pura Subak.


Pada Tahun 2012, lanskap kultur Provinsi Bali tersebut ditetapkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO. Penetapan tersebut merefleksikan pengakuan dunia terhadap nilai luar biasa dan universal subak, sehingga dunia ikut melindunginya, sekaligus pengakuan sebagai budaya otentik Indonesia. Situs bertajuk resmi, Lanskap Budaya Provinsi Bali: Sistem Subak sebagai sebuah manifestasi filosofi Tri Hita Karana (Cultural landscape of Bali Province: the subak system as a manifestation of the Tri Hita Karana). Lima titik lansekap subak sebagai Warisan Dunia ialah pura Ulun Danau Batur dan Danau Batur, daerah aliran sungai (DAS) Pakerisan, kawasan Catur Angga Batu Karu dan situs Pura Taman Ayun.

Sebuah penelitian telah dilakukan untuk mencari kemungkinan pembanding Pandangan Budaya Provinsi Bali. Namun, ritual dan sistem kepercayaan serta organisasi di balik sistem tersebut adalah sangat berbeda. Hal ini dapat dilihat dalam terjadinya candi kecil di teras sawah yang didedikasikan untuk dewi Sri. Selanjutnya, struktur sistem irigasi subak memiliki akar dari Tri Hita Karana, esensi dari kosmologi Bali. Oleh karena itu, merupakan fenomena unik yang sangat berbeda dengan yang lain dibandingkan sistem teras padi di dunia.

 "Subak sangat vital bagi masyarakat Bali dan merupakan sedikit dari sistem budaya kuno yang masih terjaga"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OXY Drinking Water