Entri yang Diunggulkan

Jangan Merapikan Tempat Tidur Sebelum Meninggallkan Kamar Hotel

Apa yang biasanya Anda lakukan sebelum check out dari kamar hotel? Selain memastikan tidak ada barang yang tertinggal, tamu hotel yang baik ...

Minggu, 23 Februari 2014

Museum Balanga, Palangkaraya

Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "BALANGA" diresmikan pada 26 November 1990 oleh GBPH Poeger,Dirjen Kebudayaan Depdikbud waktu itu. Pembangunan museum ini telah dirintis sejak tahun 1973 oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, dengan nama Museum Balanga. Pada waktu itu fungsi Museum masih sangat terbatas dengan koleksi yang terbatas pula. Benda koleksi yang dikumpulkan pada waktu itu kebanyakan dari jenis keramik, antara lain adalah tempayan (Bahasa Dayak Ngaju = Balanga). Pada tahun 1977 Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud melakukan studi kelayakan untuk mendirikan sebuah museum negeri provinsi di Kalimantan Tengah. Sepuluh tahun kemudian (1987), melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0754/0/1987, pemerintah menetapkan Museum Balanga sebagai Museum Negeri Propinsi Kalimantan Tengah dibawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud. Kemudian sekarang berdiri dibawah naungan Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah.
Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "Balanga" menempati tanah 5 ha (100 M X 500 M). Tanah tesebut bantuan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah dan merupakan wujud nyata bantuan pembangunan museum.
Bangunan/lokasi Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "Balanga" terletak di Jl. Tjilik Riwut Km. 2,5 Palangka Raya, ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Jika anda tidak menggunakan kendaraan pribadi, dengan transportasi umum juga sangat mudah.
Museum Balanga memiliki berbagai jenis koleksi hasil kebudayaan material (benda budaya) yang dikelompokan menjadi koleksi ethnografi, historika, arkeologi, keramologika, numismatika & heraldika. Sementara benda alam dikelompokan menjadi koleksi biologika dan geologika. Beberapa koleksi dari museum ini antara lain kursi yang terbuat dari rotan yang dari sejak dahulu hingga sekarang masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat, sebuah tikar kecil yang terbuat dari anyaman dan hiasan corak yang sangat unik, yang biasa digunakan sebagai hiasan dinding rumah, uang logam yang merupakan alat untuk pembayaran dimasa lalu dan masih digunakan sampai sekarang, uang kertas 25 sen pada zaman dahulu yang digunakan sebagai alat untuk pembayaran, dll. Koleksi museum tersebut sebagian dipajang di 2 gedung sebagai pameran tetap, selebihnya ditata di gudang koleksi.
Ketika anda memasuki ruang pameran maka anda akan merasakan suasana kehidupan tradisional suku Dayak. Koleksi ditata berdasarkan daur hidup, dimulai dari peralatan upacara fase kelahiran, perkawinan dan terakhir kematian. Pemandu tak akan lupa menceritakan kepada anda tentang keunikan upacara Tiwah. Di sini anda akan melihat keunikan senjata tradisional seperti Sumpit, Duhung, Mandau, miniatur rumah panjang yang disebut Betang, alat pengundang ikan yang disebut Mihing, patung Sapundu dan Hampatung Karuhei, jimat Penyang, aneka barang kuningan, aneka tempayan keramik asal Cina dari dinasti Ming dan Ching yang disebut Balanga dan piring Malawen. Masih banyak lagi koleksi unik lainnya.
Museum Balanga juga menerima sekitar seribu buah senjata sitaan yang digunakan saat konflik etnis di Sampit tahun 2001 sebagai koleksi historika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

OXY Drinking Water